Keren !!!, Inilah Kegiatan RTIK Bojonegoro Setiap minggu

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau biasa di sebut RTIK merupakan organisasi bentukan pemerintah yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pemberdayaan teknologi dalam kehidupan sehari hari. Organisasi ini berada di bawah naungan dinas kominfo.

di Bojonegoro sendiri RTIK berdiri pada 2013 lalu atau sudah 5 tahun berdiri (nggak capek ya berdiri selama 5 tahun hehehe ). RTIK Bojonegoro sendiri sering mengadakan pengedukasian kepada masyarakat entah itu dalam bentuk pelatihan, penyuluhan ataupun seminar.

minggu ini RTIK Bojonegoro mengadakan pelatihan Jurnalistik dan KeHumasan yang di adakan di base camp RTIK Bojonegoro yaitu di Jl.  Kyai Mojo No.36 Bojonegoro. Aacara tersebut merupakan kelanjutan acara minggu lalu. Acara pelatihan Jurnalistik dan KeHumasan tersebut  di narasumberi oleh Bripka Ahmad Wahyudi, SH dari Polres Bojonegoro dan Nova Wijaya Blogger dan Pengurus Relawan TIK Bojonegoro. Acara tersebut banyak di hadiri oleh muda mudi dari berbagai daerah di Bojonegoro dan sekitarnya.

Dalam bahasan materi yang penulis (cie penulis) dapat kali ini sangat banyak, mulai dari etika Humas, cara yang baik dan benar jadi Humas dan masih banyak deh pokoknya. Salah satu bahasan materi yang di sampaikan dalam acara tersebut adalah etika dalam ber-jur-na-lis-tik, jadi di jurnalistik itu ada etikanya juga, nggak asal tulis, lalu di kasih judul "HEBOH!!1!1!, VIRALKAN!1!!1!, SEBARKAN!1!1". Etika dalam Jurnalistik itu salah satunya adalah kejelasan informasi yang di dapat sebelum tulisan itu di buat. Kan sekarang banyak tuh artikel-artikel dengan sumber yang nggak jelas asal usul nya dan nggak jelas juga siapa yang buat. Jadi intinya pelatihan ini sangat bermanfaat bagi penulis(cie penulis lagi).

Yah mungkin itu sedikit ulasan dari kegiatan pelatihan Jurnalistik dan KeHumasan yang di adakan RTIK Bojonegoro, mungkin kapan" bakalan di ulas lagi  kegiatan yang lain. oke sekian ADIOSS!!!

Oh ya ini saya kasih gambar pamflet nya ea

Wow!!, Ini kehidupan di katai merah

Wow!!, Ini kehidupan di katai merah
Sistem bintang katai merah yang kecil dan dingin ternyata tidak ramah untuk tumbuh kembangnya kehidupan di planet yang mengorbit di sistem tersebut.
Sistem di bintang katai merah. Kredit: David A. Aguilar (CfA/Harvard-Smithsonian)
Sistem di bintang katai merah. Kredit: David A. Aguilar (CfA/Harvard-Smithsonian)
Ketika para astronom memulai pencarian planet di bintang lain, syarat utamanya harus mengitari Matahari. Alasannya karena memang itulah sistem yang kita kenal. Apalagi jika kita mencari planet yang punya potensi kehidupan. Contoh yang kita kenal adalah Bumi yang mengitari Matahari. Maka yang dicari tentu planet di area laik huni bintang serupa Matahari.
Pada awalnya, bintang katai merah bukan target pencarian planet di bintang lain. Bintang katai merah bukan bintang induk yang ramah bagi tumbuh kembangnya kehidupan di planet yang mengitarinya. Akan tetapi, itu bukan kesimpulan akhir.
Penemuan planet di bintang katai merah Gliese 581 di tahun 2007 menjadi momentum awal bintang katai merah dilirik sebagai bintang yang berpotensi punya planet laik huni. Apalagi, bintang dingin ini merupakan populasi terbesar di Bima Sakti. Diperkirakan, 3/4 dari populasi bintang di Bima Sakti merupakan bintang katai merah yang dingin dan redup. Atau lebih tepatnya, ada 58 milyar bintang katai merah di Bima Sakti. Ini merupakan hasil perhitungan dan pemodelan yang dilakukan dua mahasiswa dari Universitas Leiden di Belanda. Bintang katai merah terdekat dengan kita adalah Proxima Centauri yang diketahui memiliki planet Proxima b yang berada di luar zona laik huni sang bintang.
Jika ada planet seukuran Bumi yang mengitari bintang katai merah di Bima Sakti, maka jumlahnya bisa trilyunan planet! Implikasinya, kemungkinan planet berpotensi laik huni di bintang katai merah juga semakin tinggi.

Mengenal Sistem Katai Merah

Persentase Bintang Katai Merah yang ada di Deret Utama di Alam Semesta. Kredit: Space Answers
Persentase Bintang Katai Merah yang ada di Deret Utama di Alam Semesta. Kredit: Space Answers
Bintang katai merah merupakan bintang yang lebih kecil dan lebih dingin dari Matahari. Bintang-bintang ini juga lebih redup dari bintang-bintang serupa Matahari. Massa bintang-bintang ini pada umumnya berkisar antara 0.08 — 0.50 massa Matahari dengan temperatur permukaan antara 2400 – 3700 K.
Proses pembentukkan bintang katai merah sama seperti bintang lainnya. Bintang katai merah lahir dari keruntuhan awan gas dan debu yang mengalami gangguan. Ketika awan antar bintang ini runtuh, proses akumulasi materi ke inti pun dimulai. Semakin banyak materi yang ditarik ke inti, gravitasi pun semakin meningkat. Selama keruntuhan/pengerutan terjadi, inti berotasi semakin cepat dan temperatur meningkat. Pada akhirnya inti memiliki energi yang cukup untuk memulai reaksi pembakaran hidrogen menjadi helium. Maka dimulailah reaksi nuklir yang melepaskan energi sangat besar. Massa minimum agar pembakaran hidrogen bisa terjadi adalah 0,08 massa Matahari, yang juga merupakan massa minimum bintang katai merah.
Massa yang kecil dan temperatur inti yang rendah dibanding bintang sekelas Matahari, menyebabkan proses pembakaran hidrogen jadi helium berlangsung lebih lambat. Akibatnya, sinar bintang yang dipancarkan juga lebih sedikit. Untuk katai merah terbesar, cahaya yang dipancarkan hanya 10% cahaya Matahari. Sedangkan bintang katai merah yang massanya paling rendah hanya memancarkan 1/10000 cahaya Matahari. Sangat redup!
Pada bintang, proses pengangkutan energi ke permukaan dilakukan melalui proses konveksi. Untuk bintang massa kecil seperti katai merah, konveksi terjadi di seluruh bintang. Akibatnya, helium tidak terakumulasi di inti dan bintang bisa terus membakar hidrogen sampai habis. Proses pembakaran hidrogen yang lambat ini bisa berlangsung trilyunan tahun.
Bintang katai merah dengan massa 0,1 mass Matahari, bisa menghabiskan waktu 10 trilyun tahun untuk mengubah hidrogen jadi helium sebelum bintang ini masuk tahap evolusi selanjutnya yakni katai biru sebelum akhirnya bertransformasi jadi bintang katai putih. Dari masa hidup bintang katai merah yang sangat panjang, tentu bisa memberi keuntungan pada evolusi kehidupan di planet yang mengorbit di sistem itu.
Jika menilik usia alam semesta saat ini yakni 13,8 milyar tahun, itu artinya belum ada katai merah yang berevolusi ke tahap selanjutnya.

Planet Laik Huni di Bintang Katai Merah

Bintang katai merah yang masih muda sangat aktif dalam melepaskan semburan sinar-X. Kredit: Planet di bintang katai merah. Kredit: David A. Aguilar (CfA/Harvard-Smithsonian)
Bintang katai merah yang masih muda sangat aktif dalam melepaskan semburan sinar-X. Kredit: Planet di bintang katai merah. Kredit: David A. Aguilar (CfA/Harvard-Smithsonian)
Untuk mencari jejak kehidupan di bintang lain, planet yang dicari harus berpotensi laik huni atau bisa mempertahankan air dalam wujud cair. Pada bintang area hangat dimana air bisa tetap berwujud cair itu berada di zona laik huni.
Ukuran bintang katai merah kecil menyebabkan zona laik huni berada sangat dekat dengan bintang. Akibatnya, planet laik huni di sistem ini akan terkunci gravitasinya dengan bintang. Implikasinya, hanya satu sisi planet yang berhadapan dengan bintang dan selalu siang. Sisi yang tidak berhadapan dengan bintang akan mengalami malam abadi. Temperatur juga akan berbeda. Panas dan dingin yang sangat ekstrim di dua sisi planet.
Pada kondisi seperti ini, kehidupan akan sulit tumbuh dan berkembang. Area malam yang luar biasa dingin bisa membekukan gas di atmosfer dan sisi siang pada akhirnya bisa berakhir tanpa atmosfer dan kering. Ada teori dan pemodelan yang memperkirakan planet di zona laik huni bintang katai merah masih bisa lolos dari penguncian gravitasi jika memiliki ketebalan atmosfer yang tepat.
Tapi, dalam kondisi terkunci secara gravitasi, satu-satunya area yang cocok untuk kehidupan adalah area cincin perbatasan antara siang dan malam. Seperti apa kehidupan yang mungkin terbentuk? Sepertinya tidak akan sama dengan Bumi…
Ada masalah lain.
Pada jarak yang sangat dekat, meskipun cahaya bintang lebih redup tapi tetap saja planet zona laik huni bisa terpanggang. Artinya cukup sulit untuk kehidupan bisa berevolusi.
Bahaya lain juga harus dihadapi planet yang terbentuk ketika bintang masih muda. Satu milyar tahun pertama kehidupan bintang katai merah merupakan masa yang sangat brutal. Aktivitas magnetiknya sangat kuat sehingga secara rutin melepaskan flare (semburan) sinar-X dan sinar ultraviolet. Dalam satu hari, bisa terjadi beberapa kali semburan yang dilepas bintang. Ini bisa diketahui dari bintik bintang yang sangat besar di permukaan bintang katai merah.
Medan magnet terbentuk saat gas yang sangat panas bergerak ke permukaan. Partikel gas bermuatan yang sedang bergerak ke permukaan inilah yang menghasilkan terbentuknya medan magnet. Mengingat seluruh bintang katai merah konveksi terjadi di seluruh bintang dan ditambah rotasi bintang yang cepat di usia muda, medan magnetik yang terbentuk pun jadi sangat besar.
Di permukaan, terbentuk bintik bintang yang sangat besar. Jauh lebih besar dari bintik Matahari terbesar yang seukuran Jupiter. Akibatnya, medan magnetik jadi sangat kuat dan energi yang dilepaskan juga sangat besar.
Semburan raksasa yang dilepas bintang katai merah justru meningkatkan kecerlangan bintang katai merah secara tiba-tiba. Dalam satu hari, bisa terjadi beberapa kali semburan yang dilepas bintang. Akibatnya radiasi ultraungu bisa melonjak 100 – 10000 kali lebih tinggi dari biasanya.
Semburan tersebut bisa menghancurkan apapun yang ada di planet di dekat bintang. Atmosfer planet bisa disapu bersih dan sinar-X dan sinar ultraungu yang dilepas oleh bintang bisa menghancurkan struktur molekul yang terbentuk di planet. Bisa dikatakan bintang katai merah itu tampak baik dan menyenangkan, tapi ia bisa membinasakan semua yang ada di sekelilingnya.
Setelah satu milyar tahun, bintang katai merah akan jadi lebih stabil dan semburan yang dilepaskan juga semakin sedikit.
Dengan kala hidup bintang katai merah yang sangat panjang, jika planet bisa lolos dari masa satu milyar tahun yang brutal, kehidupan akan dapat bertumbuh dan berkembang di sistem ini.
Tidak mudah memang.
Salah satu kemungkinan, dalam satu milyar tahun pertama kehidupan bisa bertahan jika tetap berada di bawah air. Itupun jika planet bisa tetap punya atmosfer yang bisa mempertahankan air dalam wujud cair. Pada area malam, air bisa membeku dan kehidupan mati. Di area siang, air menguap dan kehidupan tak sempat bertumbuh karena terpapar panas yang ekstrim.
Cara lain kehidupan bisa berevolusi di sistem katai merah, planet yang terbentuk jauh dari bintang bermigrasi ke zona laik huni setelah 1 milyar tahun kehidupan bintang. Jika demikian, kehidupan yang muncul punya waktu yang sangat panjang untuk bertumbuh dan berkembang di planet tersebut.

Apakah hasil evolusi kehidupannya akan serupa dengan Bumi?  Mungkin tidak.
sumber: https://langitselatan.com

'Zona Abu-abu' Bakal Jadi Trend Fashion pada 2017–2018

'Zona Abu-abu' Bakal Jadi Trend Fashion pada 2017–2018
Anda yang merupakan penggemar warna abu-abu kini bisa mempersiapkan padu padan busana yang mengedepankan warna kelabu tersebut.
Sebab, menurut seorang perancang busana, Riri Rengganis, tren warna pada 2017-2018 adalah abu-abu atau yang dia sebut dengan istilah grey zone.
Riri pun telah menerapkan warna tersebut pada koleksi terbarunya yang bertema "Baduy Transposed".
"Sebenarnya kalau kita mengikuti tren global dari trend forecasting, itu hanya memberi inspirasi, tidak berarti kita harus selalu mengikuti 100 persen," ujar Riri yang ddikutip daro Kompas.com saat ditemui seusai acara Baduy, Brands & Trends di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (3/9/2016).
Dia melanjutkan, jika mengikuti 100 persen, nantinya ranah mode yang dihasilkan akan sama.
Pernyataan tersebut diaplikasikan Riri pada koleksi teranyarnya yang dipamerkan pada acara di ITB tersebut.
Riri menggunakan warna dasar abu-abu, tetapi menghadirkan aksen dengan warna tanah yang mengarah ke warna kunyit.
"Saya pakai banyak aksen. Bisa dengan warna yang segar, tetapi tetap natural warnanya," tuturnya.
Riri juga menyarankan, warna yang dikombinasikan sebaiknya tidak terlalu jauh dari abu-abu.
Dalam koleksi terbarunya, Riri juga menggunakan warna krem yang asli dari tenun Baduy sehingga bisa sesuai dengan konsep grey zone.
"Warna abu-abu itu mewakili zaman sekarang, ketika kita itu masyarakatnya bingung antara mau hitam atau putih," tambahnya.
Dia melanjutkan bahwa yang ada di dalam buku Grey Zone menjelaskan bahwa hal ini bisa dilihat dari berbagai macam konflik, dari konflik sosial, ekonomi, desain, hingga segala macam topik lainnya dalam kehidupan manusia modern.

Memetakan Medan Magnet Kerak Bumi

Bumi diselubungi kepompong raksasa yang melindungi kita dari ancaman radiasi kosmik dan partikel-partikel yang membombardir planet kita. Tanpa kepompong ini, kehidupan yang sudah kita kenal tidak akan ada. Tapi, kepompong ini tak kasatmata! Selubung tersebut merupakan medan magnet.
Sebagian besar medan magnet dihasilkan oleh bagian inti Bumi yang berwujud cair. Namun, ada sebagian kecil yang dibentuk oleh batuan magnet di dekat permukaan, yaitu di kerak bumi.
Daerah di Republik Afrika Tengah yang medan magnetnya sangat kuat dan terpusat. Penyebab anomali ini masih belum diketahui, tapi sebagian ilmuwan menduga tumbukan dengan meteorit yang terjadi lebih dari 540 juta tahun lalu menjadi penyebabnya. Kredit: ESA.
Daerah di Republik Afrika Tengah yang medan magnetnya sangat kuat dan terpusat. Penyebab anomali ini masih belum diketahui, tapi sebagian ilmuwan menduga tumbukan dengan meteorit yang terjadi lebih dari 540 juta tahun lalu menjadi penyebabnya. Kredit: ESA.
Kerak bumi adalah lapisan batuan padat, tempat kita berada. Seandainya Bumi seukuran apel, kerak bumi adalah kulitnya — sangat tipis bila dibandingkan dengan lapisan-lapisan lainnya. Di bawah lautan tebalnya sekitar 10 kilometer, sedangkan di bawah benua (daratan) mencapai ketebalan 80 kilometer.
Menyelidiki kerak planet tempat kita berada bukanlah tugas yang mudah. Kita tidak bisa begitu saja mengebor kerak bumi supaya bisa mengetahui bentuk dan bahan penyusunnya. Tapi, satelit Swarm mampu mengerjakan tugas tersebut.
Swarm adalah kelompok satelit yang terdiri atas tiga satelit dan mengorbit planet kita. Tugas satelit-satelit itu adalah menyelidiki medan magnet lemah yang dihasilkan kerak Bumi dan membantu kita memahaminya.
Setelah tiga tahun mengumpulkan data dengan bantuan Swarm, citra berikut inilah hasilnya. Citra ini adalah peta medan magnet Bumi yang paling detail! Daerah-daerah bermedan magnet lemah ditunjukkan dengan warna biru, sedangkan daerah-daerah bermedan magnet yang kuat berwarna merah. Perbedaan ini disebabkan oleh bentuk kerak Bumi.

Banyak titik menarik dan unik telah ditemukan. Salah satunya terletak di negara Republik Afrika Tengah. Medan magnet di sana sangat kuat. Penyebabnya masih belum diketahui, tapi sebagian ilmuwan menduga penyebabnya adalah tumbukan meteorit yang terjadi lebih dari 540 juta tahun lalu!
Fakta Menarik:  Salah satu hal yang menarik di peta baru ini adalah garis-garis sepanjang dasar lautan. Garis-garis ini merupakan bukti yang menunjukkan masa-masa ketika medan magnet planet kita terbalik, kutub utara dan kutub selatan bertukar posisi. Hal ini terjadi sekali setiap beberapa ratus ribu tahun. Kalau nanti terjadi lagi, kompas kalian akan menunjuk arah selatan, alih-alih arah utara!

Super moon lagi

Super moon lagi
Supermoon! Bulan tampak lebih besar dari biasanya. Itu juga kalau kamu bisa mengenali perbedaannya. 
Bulan Purnama 14 November 2016 akan terjadi ~2,5 jam setelah Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Karena berada pada jarak terdekat, wajah Bulan bagi pengamat di Bumi akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya. Hanya 14 % lebih besar dan 30 % lebih terang dari Bulan Purnama Apogee atau Bulan Mikro (Micromoon) atau Bulan Purnama saat berada pada titik terjauh dari Bumi.
Perbandingan Bulan Super dan Bulan Mikro pada tahun 2015. Fotografer: Muhammad Rayhan
Perbandingan Bulan Super dan Bulan Mikro pada tahun 2015. Fotografer: Muhammad Rayhan
Lebih menarik lagi, ini adalah Bulan Purnama Perigee paling dekat sejak 26 Januari 1948 saat Bulan Purnama Perigee terjadi pada jarak 356.490 km. Dan Bulan Purnama dengan jarak paling dekat berikutnya baru akan terjadi 26 November 2034 ketika Bulan berada pada jarak 356.446 km.
Peristiwa langka! atau… biasa saja?
Hmm… yang jelas Bulan Super hanya Bulan Purnama biasa seperti Bulan Purnama yang terjadi setiap bulan.  Tidak ada yang istimewa dan bagi pengamat tidak akan tampak perubahan berarti juga.
Ide Bulan Super bukan dimulai dari dunia saintifik. Istilah Supermoon aka si Bulan Super justru datang dari dunia astrologi yang mencocokkan kejadian alam dengan nasib manusia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan Richard Nolle pada tahun 1979 dalam majalah HOROSCOPE.
Menurut Richard Nolle, Bulan Super merupakan Bulan Purnama ataupun Bulan Baru yang terjadi saat Bulan sedang atau akan berada (dalam rentang 90%) pada jarak terdekatnya dari Bumi (perigee). Dengan kata lain, Matahari – Bumi – Bulan sedang berada pada satu garis dengan Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Bulan Super tidak hanya terjadi sekali dalam setahun. Setidaknya ada 4-6 Bulan Super yang terjadi dalam satu tahun.
Istilah supermoon atau Bulan Super pertama kali muncul kembali dan dikenal publik pada bulan Maret 2011, jelang Bulan Purnama perigee 19 Maret 2011 yang diklaim sebagai Bulan Purnama dengan jarak terdekat dalam 18 tahun. Isu yang disebarkan kala itu terkait dengan bencana yang terjadi akibat Bulan Super. Tentunya isu itu hanya Hoax atau berita tipuan belaka.
Sejak saat itu, kehebohan Bulan Super terus berlanjut, dan istilah Bulan Super jadi istilah umum yang digunakan publik untuk berburu Bulan Purnama ketika Bulan akan atau sedang atau atau baru saja mencapai titik terdekat dengan Bumi. Iming-imingnya, Bulan Purnama akan tampak lebih besar dari biasanya, atau tepatnya ukurannya 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari Bulan Purnama saat berada di titik terjauh.
Pertanyaannya, bagaimana mengenali perbedaan itu?
Untuk fotografer yang selalu memotret Bulan Purnama, mereka bisa membandingkan hasil fotonya berdampingan untuk mengetahui perbedaannya. Hasilnya memang sangat menarik untuk bisa melihat perbedaan ukuran piringan Bulan ketika berada pada jarak terdekat ataupun terjauh dari Bumi.
Bagi pengamat biasa, Bulan Purnama Perigee akan sama seperti Bulan Purnama lain yang terjadi setiap bulan. Terang dan indah untuk diamati baik dengan mata tanpa alat atau bahkan dengan teleskop maupun binokuler. Bulan tidak akan tampak luar biasa besar di langit malam. Tapi, jangan salah kaprah dengan ilusi yang muncul saat Bulan berada di ufuk dan tampak lebih besar.

Bulan Purnama Perigee

orbit-bulan
Orbit Bulan. Kredit: langitselatan
Bulan purnama terjadi setiap bulan dalam rentang 29,5 hari ketika Bulan kembali pada posisi yang sama setelah mengelilingi Bumi. Setiap 27,3 hari, Bulan akan kembali pada posisi terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya yang lonjong atau elips. Orbit Bulan yang lonjong ini menyebabkan Bulan bisa berada lebih dekat atau lebih jauh dari Bumi saat mengelilingi Bumi.
Ada kalanya Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi yang disebut perigee, dan dilain waktu Bulan justru berada pada jarak terjauh atau apogee. Akan tetapi, ketika Bulan berada pada jarak terdekat atau terjauh dari Bumi, ia tidak selalu berada pada jarak yang tepat sama. Ada variasi jarak perigee maupun apogee yang dilalui Bulan sepanjang tahun. Untuk jarak perigee, Bulan bisa berada antara 356.400 sampai dengan 370.400 km dari Bumi.
Jika jarak Bulan dalam satu tahun diurutkan, maka kita bisa mengetahui kapan Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Dan ketika Bulan mengalami fase purnama saat perigee, maka inilah yang disebut Bulan Purnama Perigee dan Bulan akan tampak lebih besar.
Tapi seberapa besar?
Bulan. Fotografer: Wicak Soegijoko
Bulan. Fotografer: Wicak Soegijoko
Pada tanggal 14 November 2016, Bulan Purnama akan berada pada jarak terdekat dari Bumi yakni 356.520 km. Atau mendekat 27.900 km dari jarak rata-rata Bumi – Bulan (384.400 km). Artinya Bulan hanya akan tampak 7,2% lebih besar dibanding rata-rata. Atau, jika dibandingkan dengan Bulan saat berada pada jarak terjauh dari Bumi, piringan Bulan akan tampak 14% lebih besar 14%. Perbedaan 7,2% dan 14% tidak akan dapat dikenali tanpa ada perbandingan.
Bulan Purnama 14 November juga dikatakan langka karena jarak terdekat Bulan Purnama Perigee terjadi 68 tahun sebelumnya pada jarak 356.490 km atau 0,008% lebih besar dari Bulan Purnama Perigee 14 November 2016. Dan di bulan November 2034, Bulan Purnama Perigee akan terjadi pada jarak 356,446 km atau 0,2% lebih besar dari Bulan Purnama 14 November 2016. Bahkan jika dibandingkan dengan Bulan Purnama Perigee tahun 2015 pun perbedaannya hanya 0,1%.
Tidak akan tampak hanya dengan melihat tanpa ada perbandingan yang berdampingan. Di sinilah guna foto yang diambil saat Bulan Purnama Apogee aka Bulan Mikro dan saat Bulan Purnama Perigee atau Bulan Super.
Bulan Purnama 16 Oktober 2016 juga terjadi saat Bulan hampir berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi. Perbedaannya hanya 0,55% lebih kecil dari Bulan Purnama Perigee 14 November 2016.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Bulan Purnama juga akan terjadi selang satu hari setelah Bulan berada pada titik terdekat dan sayangnya, Bulan justru jadi “polusi cahaya” untuk hujan meteor Geminid. Perbedaannya sekitar 0,82% lebih kecil dari yang akan kita lihat beberapa hari lagi.
Perbedaan besar piringan Bulan yang dilihat dari Bumi pada bulan Oktober, November dan Desember 2016 tidak sampai 1 %.
Jadi apa bedanya? Tidak ada.
Meskipun demikian, Bulan Purnama tetap menarik untuk diamati. Pengamatan juga bisa dilakukan setiap bulan saat terjadi purnama. Jangan khawatir, tidak akan ada yang berubah jadi serigala kok.
Dengan mata tanpa alat, pengamat bisa mengenali pola gelap terang pada permukaan Bulan. Pola gelap merupakan area kawah hasil tabrakan di Bulan. Jika pengamatan dilakukan dnegan teleskop ataupun binokular, pengamat bisa mengamati permukaan Bulan dengan lebih detil dan bisa melihat kawah-kawahnya dengan lebih jelas.

Pasang Surut Kala Purnama

Gaya gravitasi antara Bumi – Bulan jelas memiliki pengaruh yang sedikit berbeda ketika Bulan berada lebih dekat atau lebih jauh dari Bumi. Makin dekat, tentunya gaya tarik akan lebih kuat. Semakin jauh, gravitasi juga akan melemah. Efek dari interaksi gravitasi antara Bumi – Bulan bisa dilihat pada terjadinya pasang surut di Bumi saat Bulan Baru dan Bulan Purnama.
Ketika Bulan berada pada titik terjauh, gaya gravitasi lebih kecil dan pasang surut di Bumi akan mencapai level paling rendah. Tapi, saat Bulan di perigee, gaya tarik akan lebih kuat sehingga efek yang ditimbulkan pada pasang surut juga lebih besar. Tapi, perbedaan pasang surut yang diberikan hanya beberapa centimeter dan tidak akan menimbulkan efek bencana apapun.

Kapan & Dimana?

Masih penasaran? Kamu bisa mengamati Bulan Purnama Perigee pada tanggal 14 November 2016 sejak Bulan terbit pada pukul 17:39 WIB di ufuk Timur.  Meskipun Bulan Purnama sangat terang di langit malam, kamu bisa menikmati juga kehadiran Merkurius, Venus dan Saturnus setelah Matahari terbenam pada pukul 17:47 WIB. Ketiga planet bisa dinikmati di ufuk Barat karena ketiganya sudah bersiap-siap untuk terbenam. Bulan Purnama Perigee bisa dinikmati kehadirannya sepanjang malam sampai terbenam pukul 05:52 WIB sesaat sebelum Matahari terbit. Pengamatan bisa dilakukan dari halaman rumah masing-masing. Akan tetapi, jika ingin menemukan lokasi yang bebas cahaya lampu kota, area pedesaan, pantai dan gunung bisa jadi alternatif.

Jika kamu ingin tahu perbedaan penampakan piringan Bulan Purnama saat berada di titik perigee dan apogee, potret Bulan Purnama Perigee tanggal 14 November 2016 dan Bulan Purnama Apogee 9 Juni 2017 kemudian bandingkan! Tapi yang harus diingat, yang berubah itu hanya penampakan piringan Bulan yang dilihat pengamat dari Bumi. Karena Bulan tidak pernah berubah jadi besar atau kecil.
sumber : langitselatan.com

Di 2015, ditemukan 1.572 asteroid yang mengancam Bumi

Di 2015, ditemukan 1.572 asteroid yang mengancam Bumi
AstroID: Keberadaan Bumi di tata surya memang tak bisa terlepas dari benda-benda angkasa di sekitarnya termasuk asteroid yang mengorbit di bagian galaksi dengan matahari sebagai pusatnya ini.
Bahkan Bumi di tiap tahunnya ternyata selalu mendapat ancaman tabrakan dengan benda asing semacam asteroid. Sebelumnya dilaporkan jika ada satu asteroid yang bakal melintas sangat dekat dengan Bumi pada Oktober 2017 mendatang.
Di 2015, ditemukan 1.572 asteroid yang mengancam Bumi
Dilansir Phys (13/4), sebenarnya ancaman tabrakan asteroid ke Bumi bukanlah hal yang jarang terjadi, bahkan di tiap tahunnya dilaporkan ada ribuan asteroid yang diprediksi bakal masuk ke orbit Bumi.
Pada 12 April 2015, dari data para peneliti NASA dan berbagai badan antariksa dari berbagai negara lain, terdeteksi ada 1.572 asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi. Angka ini pun dipastikan akan bertambah karena para astronom selalu menemukan asteroid baru di tiap bulannya.
Meski berpotensi membahayakan Bumi, namun dari ribuan asteroid yang masuk kategori tersebut belum tentu memiliki jalur orbit yang bakal menabrak Bumi.
Makoto Yoshikawa dari Japan Aerospace Exploration Agency(JAXA), yang juga menjadi anggota Divisi di International Astronomical Union (IAU) menyebutkan jika dirinya yakin bahwa asteroid yang sudah masuk kategori membahayakan tersebut tidak menimbulkan ancaman serius bagi kelangsungan Bumi.
"Meski jarak lintasnya sangat dekat pun, tak berarti asteroid ini akan menabrak Bumi," katanya.
Sumber: Merdeka.com

Kini cari smartphone yang hilang bisa lewat Google

Kini cari smartphone yang hilang bisa lewat Google
AstroID: Google baru saja mengeluarkan sebuah fitur baru yang membuat penggunanya bisa menemukan smartphone Android mereka yang hilang.
Untuk bisa menggunakan fitur ini, Anda cukup membuka situs pencarian Google dan ketik 'find my phone' di kolom pencarian. Setelah itu maka Google akan langsung menampilkan peta yang menunjukkan posisi terakhir dari smartphone Android yang sedang Anda cari.

Dilansir Trustedreviews (16/4), fitur 'find my phone' ini sendiri bisa menemukan lokasi dengan keakuratan sekitar 25 m dari posisi pasti smartphone yang dicari. Untuk mendapatkan lokasi pasti smartphone yang dicari, Google menambahkan fitur ring yang membua smartphone akan berdering dengan volume maksimal selama 5 menit. Selain itu, juga ada fitur lock yang berfungsi agar smartphone tak bisa digunakan orang lain dan erase untuk menghapus semua data di smartphone agar tak disalah gunakan orang lain.
Fitur ini sendiri bisa digunakan tak hanya satu smartphone Android tapi bisa untuk banyak gadget asal smartphone tersebut sudah terdaftar dan telah disinkronisasikan dengan akun Google Anda. Penasaran dengan fitur ini? Coba sekarang juga.
sumber: merdeka.com